Pages

Selasa, 05 Maret 2013

Kelebihan dan Kekurangan Termometer Air Raksa dan Alkohol

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TERMOMETER AIR RAKSA DAN TERMOMETER ALKOHOL

1. TERMOMETER AIR RAKSA

- Kelebihan dari Termometer Air Raksa, antara lain :
a. Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu -40C       dan mendidih pada suhu 360C .
b. Air Raksa mudah dilihat karena mengkilat.
c. Pemuaiannya sangat teratur.
d. Terpanasi secara merata, sehingga perubahan suhu sangat cepat.
e. Air Raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi teliti.
f. Air Raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.

- Kekurangan dari Termimeter Air Raksa, antara lain :
a. Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
b. Air Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (<-400C)
c. Air Raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.

2. TERMOMETER ALKOHOL

- Kelebihan dari Termometer Alkohol, antara lain :
a. Alkohol harganya murah dan mudah mendapatkannya di pasaran.
b. Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol -1300C
c. Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikkan suhu yang sangat kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.

- Kekurangan dari Termometer Alkohol, antara lain :
a. Tidak dapat mengukur suhu tinggi, karena titik didihnya rendah (78C).
b. Membasahi dinding kaca.
c. Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna terlebih dahulu agar dapat dilihat.







Sabtu, 23 Februari 2013

bakteri


BAKTERI YANG BERFOTOSINTESIS TANPA AIR

            Bakteri yang berfotosintesis menggunakan senyawa arsenik, bukan air, telah ditemukan di Danau Mono, California.
Beberapa peneliti dari Survei Geologi US, yang dipimpin oleh Ronald Oremland, menemukan mikroba-mikroba yang tumbuh subur di danau-danau yang airnya berasal dari sumber mata-air panas. Danau-danau seperti ini memiliki air dengan pH basa, bergaram, kekurangan oksigen, dan mengandung konsentrasi arsenit (AsO33-) dan arsenat (AsO43-) yang tinggi.
Tim peneliti ini membawa sampel bakteri tersebut ke laboratorium, dan setelah diteliti mereka menemukan bahwa bakteri-bakteri tersebut mengekstrak elektron dari arsenit melalui oksidasi fotosintesis, untuk membantu mengkonversi CO2 menjadi biomasa. Sebaliknya, tanaman hijau menggunakan air sebagai suplai elektron dalam fotosintesis. Setelah mengurai air, fotosintesis (seperti yang sudah dikenal) menghasilkan oksigen, sementara mikroba-mikroba di Danau Mono ini justru menghasilkan spesies arsenat.
Bakteri lain juga telah ditemukan berfotosintesis menggunakan senyawa sulfur dan besi – dan bakteri-bakteri ini, bersama dengan mikroba-mikroba arsenik, diduga kemungkinan berkembang sebelum adanya fotosintesis penghasil oksigen sekitar 2,7 milyar tahun yang lalu.
Bakteri yang menghasilkan energi dengan mereduksi senyawa-senyawa arsenat, juga telah diketahui. Ada kemungkinan bahwa fotosintesis arsenit yang baru ditemukan ini, yang menghasilkan arsenat, merintis relung-relung baru untuk mikroba-mikroba ini, papar mereka.

 

Blogger news

Blogroll

About